Advertisement

(Daily) Ikut KSM 2013 Sebagai Perwakilan Sekolah

Kisah Manis Penutup Langkah di KMI~

Cerita-cerita ini akan mulai aku abadikan di blog ini, selama ini aku tidak pernah menghargai diri sendiri, selalu merasa rendah dari orang lain, sampai akhirnya aku sadar bahwa aku juga berjuang untuk mendapatkan hal itu semua, membandingkan diri dengan pencapaian orang lain tentu bukanlah hal yang baik.

November 2013, menjadi delegasi sekolah sekaligus meraih medali perunggu merupakan kebahagiaan yang tidak pernah terbayangkan olehku. Seorang anak pemalu yang hanya punya lingkup pertemanan seputar teman asrama, tapi bisa melangkah jauh sampai Malang sana. Kalau bukan karena campur tangan Allah dan kepercayaan seorang guru, maka aku hanya bisa menunggu kesempatan itu. 

Aku adalah anak kedua dan juga perempuan pertama di keluarga. Aku tidak mempunyai sosok terdekat yang harus ku idolakan, hidupku hanya mengikuti alurnya orang tua, jika orang tua menyuruh ini, maka akan kulakukan dan jika orang tua melarang itu, maka akan aku hentikan. 

Belajar bukanlah kepandaian ku, aku hanya mencoba untuk sungguh-sungguh, karena hanya itu yang aku punya. Menurutku, aku tidak mempunyai keahlian yang spesifik yang terlihat dari kecil, oleh karena itu aku mencoba segalanya agar ia (re: keahlianku) menampakkan dirinya dengan sukarela.

Melakukan Hal Sesuai Kemauan Mereka.

Aku mengikuti rutinitas sekolah seperti biasa, mengerjakan PR, mengikuti ujian serta memperhatikan pelajaran di kelas. Ketika tugas ekonomi dibidang pencacatan keuangan (re: akuntansi) mencapai nilai sempurna, aku pun mulai menjadi target perhatian.

Merasa keren? banget!

Diriku jarang mendapatkan apresiasi dari orang terdekat, ketika guru ekonomi mulai menunjukkan ketertarikannya kepadaku, aku merasa begitu bahagia. Aku tidak menyangka akan memiliki keahlian dibidang akademik, tidak pernah terbayangkan. Aku hanya belajar, membuat pekerjaan rumah, menghafal pelajaran, dan mencurahkannya kembali ketika ujian. Hanya itu!

Sejak saat itu, aku mulai mengikuti apa pun yang diinstruksikan guru. Disuruh bahas soal, hayuk! Disuruh banyak membaca, hayuk! Disuruh mulai les diluar jam sekolah, hayuk!. Dalam hatiku, asal ekspektasi mereka tercapai, aku akan coba melakukan yang terbaik.

Aku hanya sendiri, tidak ada yang mendampingi. Aku harus belajar tambahan ke sekolah ketika hari libur, harus menalar dan menjawab semua lembar soal ujian tahun lalu, serta belajar melalui buku tambahan yang diberikan guru. Guru ekonomi ku berusaha keras menempaku, dan akupun takjub sekaligus terharu.

Mulai Lolos Seleksi Kota dan Provinsi.

Lomba antar siswa se-kota Padang Panjang, lanjut antar se-Sumatera Barat. LOLOS!

Terkejut? iya banget! Menurutku, jawabanku tidak sememuaskan itu, tapi Allah yang Maha Baik malah meloloskan ku sampai tingkat Provinsi. Itu adalah perlombaan kali pertamaku yang Allah izinkan untuk aku ikuti sebagai pengalaman berharga sampai tingkat nasional. 

Teringat di benakku akan kerasnya pintaku pada Allah, "Ya Allah, ijinkan aku menorehkan sesuatu yang baik sebelum aku tamat dari sekolah ini, agar mereka (para guru) tetap mengingatku walau aku sudah tamat sekalipun." Kalimat itu selalu kuulang sepanjang aku memilih untuk menyambung di KMI. Bayangan ku harapan itu seperti menjadi hafidzoh (hafal al Qur'an 30 juz), hanya itu, karena hanya peluang itu yang terbuka lebar didepan mataku.

Siapa sangka, Allah bukakan kesempatan lain melalui perantara guru Ekonomi ini, dan dari situlah perjalanan panjangku kedepannya mulai tergambarkan.




Post a Comment

0 Comments